Tahun 2021 ini, dunia sepeda memasuki masa transisi. Harga turun, permintaan pun merosot signifikan. Namun, semangat bersepeda terus membara dan meluas. Event bersepeda pun mulai bermunculan. Tidak sedikit para pesohor ibukota beralih menjadi penggila sepeda. Kondisi ini tentu menjadi energi baru dunia sepeda memasuki tahun 2022.
Sebut saja Luna Maya. Artis ini boleh dibilang sangat aktif bersepeda. Dia bersama sejumlah temannya seprofesi, seperti Sigi Wimala, Nirina Zubir, Marianne Rumantir, Indah Saugi, Natasha Ryder, dan Patricia Gouw membentuk komunitas sepeda diberi nama Lipstick Riders.
Mereka sangat aktif bersepeda ke sejumlah tempat. Sepeda yang digunakan pun jenis balap atau road bike. Mereka pernah bersepeda dari kawasan Jakarta Pusat menuju ke sejumlah lokasi yang menarik di Jakarta, antara lain kota tua dan Pelabuhan Sunda Kelapa.
Bahkan, mereka juga pernah ke Magelang khusus bersepeda mengitari kawasan Borobudur dan sekitarnya. Melewati jalan-jalan desa yang sepi tapi beraspal mulus dengan panorama hamparan sawah di tepi kiri dan kanan jalan, serta irigasi. Ada jalur landai yang diselingi tanjakan dan turunan.
Jarak yang ditempuh kadang 40 kilometer, dan pernah juga mencapai 70 kilometer. Yang menarik lagi, rute yang pernah dilewati rombongan sepeda Luna Maya dan kawan-kawan itu kini oleh warga setempat menamai dengan jalur Luna Maya.
Seperti tersiar dalam channel youtube Travel Screts, Luna Maya mengungkapkan dimana pun bersepeda, terutama di luar Jakarta pihaknya selalu menjalin hubungan dengan komunitas sepeda setempat. Pesepeda lokal diyakini lebih memahami jalur yang ideal, memiliki tenaga mekanik, memiliki tenaga marshal, dan pelbagai hal yang dibutuhkan untuk kelancaran bersepeda.
Pilihan ini dilakukan untuk memudahkan dan melancarkan rencana bersepeda di wilayah tersebut dengan nyaman. Misalnya, saat bersepeda di Borobudur dan sekitarnya, mereka bekerjasama dengan para pesepeda di Yogyakarta.
“Bagaimana pun orang setempat lebih menguasai wilayahnya. Mereka tahu jalur mana yang bagus dan menarik untuk bersepeda seperti yang kami inginkan. Mereka bisa mengawal perjalanan sepeda kami dengan baik. Mereka punya tenaga mekanik. Lebih penting lagi, kami punya teman baru di wilayah itu,” jelas Luna Maya.
Bagi Luna Maya bersepeda untuk menemukan kebahagiaan. Semakin jauh mengayuh, semakin variatif panorama dan keunikan yang dilihat. “Seberapa jauh kayuhan, yang terpenting happy. Yang penting selalu ada experience baru. Kebutuhan jiwa dan raga terpeenuhi,” ujarnya.
Hal ini diaminkan Nirina Zubir. “Bersepedalah, karena setiap hari Anda akan bertemu tempat baru dengan jalur-jalur yang baru, termasuk teman yang baru juga,” tegas Nirina Zubir melukiskan tentang manfaat bersepeda yang dirasakan selama ini.
Selain Luna Maya dan kawan-kawan, ada pula artis Dian Sanstrowardoyo pun kian rajin bersepeda. Melalui akun instagramnya, Dian memposting sebuah video pendek dimana dia bersama sang suami, Maulana Indraguna Sotowo ditemani sejumlah pesepeda Yogyakarta gowes di Magelang mengitari Amanjiwo-Borobudur.
Rute yang dilewati sungguh menarik. Ada kabut pagi dengan jalan beraspal mulus yang sepi diselingi tanjakan dan turunan. Gowes itu sepertinya sangat disukai Dian Sastro. Dalam akun itu, dia menulis, “Nggak nyesal bela-belain bawa sepeda ke Yogya. The best experience ever. Terima kasih ya kawan-kawan gowes jogjaku. Kalian memang terbaik!”
Video Dian Sastro bersepeda di Magelang itu mendapat 288 komentar. Ada yang menulis, “Punya suami satu server dan sefrekuensi kek macam gelombang radio itu asyikk. Apalagi olahrga. Pokoknya semua beruntung akunya”.
Dipicu Covid-19
Kegemaran bersepeda di kalangan para pesohor ini sesungguhnya sudah lama berkembang, namun meningkat pesat pesat selama dua tahun terakhir seiring merebaknya wabah virus corona (Covid)-19. Larangan berkerumun, anjuran menjaga jarak fisik, dan dorongan untuk meningkatkan imunitas tubuh melalui olahraga membuat banyak orang lebih memilih bersepeda.
Sejak itu pula banyak artis ibukota menjadikan bersepeda sebagai pilihan berolaharga yang digandrungi. Sepeda yang dimiliki umumnya jenis balap. Jenis sepeda ini mengandalkan kecepatan, dan modelnya pun sangat menarik untuk difoto baik saat mengayuh maupun berhenti.
Itu sebabnya, permintaan dan harga sepeda balap di Indonesia relatif tidak terganggu. Ada merek dan tipe tertentu harganya terus melambung tinggi, dan laku terjual. Didukung lagi dengan mengayuh sepeda, terutama sepeda balap telah berkembang menjadi gaya hidup.
Kondisi ini memicu minat orang untuk memiliki sepeda balap. Di wilayah timur Indonesia, seperti Papua, Papua Barat, Maluku dan Sulawesi, sepeda balap yang paling laris hingga saat ini.
Hal ini bertolak belakang dengan pasar sepeda pada umumnya selama tahun 2021 yang kian lesu dibanding tahun 2020. Harga sepeda lipat, dan sepeda gunung telah merosot hingga mendekati kondisi sebelum adanya Covid-19.
“Orang kita (Indonesia) itu aneh. Semakin mahal harga sebuah barang, semakin banyak yang dibeli. Lihat saja sepeda balap yang sekarang telah menjadi gaya hidup. Harga melangit, tetapi pasti laku terjual berapa pun harganya,” ujar Sumardi, pesepeda asal Bogor.
Beginilah yang namanya hoby yang menyatu dengan gaya hidup. Segalanya dilakukan. Harga bukan penghalang. Yang terpenting hoby tersalurkan, hati pun menjadi riang gembira.
Sesungguhnya di balik itu semua yang ingin dikejar adalah hidup sehat. Hanya dengan hati senang bahagia, tubuh menjadi lebih sehat dan prima. Semua itu hanya bisa diraih melalui bersepeda yang rutin.
Baca juga: