Jelajah Toba Samosir, Ibarat Kayuh di Atas Awan

tanggal:

Share post:

Para peserta Jelajah Toba Samosir bergambar bersama pada sebuah rumah adat di Pulau Samosir, Minggu (16/10/2022). Foto: Dokumentasi Jelajah Bike

Sebagai negara tropis, mengayuh sepeda di Indonesia umumnya menghadapi cuaca panas dengan terik matahari yang menyengat. Akan tetapi, bersepeda di kawasan Danau Toba pada 15-16 Oktober 2022 yang dilakukan Jelajah Bike membalikkan fakta itu. Suhu udara di bawah 25 derajat berlangsung sepanjang hari. Menjelang sore terasa makin dingin disertai awan tebal.

Minggu, 16 Oktober 2022 siang, setelah menuntaskan perjalanan datar dari Tuktuk, Pulau Samosir, sejauh kurang lebih 40 kilometer, kami pun memulai tanjakan. Dari Pangururan, rute touring diarahkan melambung ke Aek Rangat. Di kawasan kaki Gunung Pusuk ini bau belereng sangat menyengat.

Selepas itu, tanjakan demi tanjakan harus dilalui. Sempat dua kali melewati turunan yang cukup panjang, tetapi setelah itu harus menghadapi lagi tanjakan panjang yang penuh intimidadi hingga di gerbang Tele. Total jarak tanjakan diperkirakan mencapai 40 kilometer.

Meski ngos-ngosan, tetapi kayuhan tersebut tetap dinikmati. Semangat mereka terus membara. Bahkan, “penderitaan” mengitari pegunungan itu dianggap sebagai multivitamin untuk melatih daya tahan jantung.

Saat itu, waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 WIB. Hujan pun mulai mengguyuri Tele yang berada pada ketinggian sekitar 1.800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Tapi guyuran hujan sama sekali tidak menyurutkan semangat para peserta untuk menuntaskan perjalanan bersepeda selama dua hari hingga garis finish di Hotel Esther, Silangit.

Beberapa di antara mereka sempat menikmati buah durian. Makan durian dianggap sebagai penghangat tubuh. Maklum saja, saat ini mulai musim durian di kawasan Toba dan sekitarnya. Buahnya lezat dengan daging cukup tebal, tetapi harganya tidak lebih dari Rp 25.000 per buah. Kalau panen raya, harganya bisa lebih murah lagi.

Dari gerbang Tele, rombongan bergerak ke kiri menuju Puncak Tele, kemudian Dolok Sanggul. Perjalanan ini masih menanjak, sebab puncak Tele berada pada ketinggian 1.940 mdpl. Gerimis hujan terus berlangsung. Bahkan perlahan-lahan muncul awan menemani perjalanan bersepeda ini.

Memasuki Dolok Sanggul, sekitar 38 kilometer dari Tele, kabut semakin menebal disertai dingin. Suhu udara kurang lebih 16-17 derajat Celcius. Jarak pandang makin pendek. Ketinggian kawasan ini sekitar 1.400 mdpl. Hujan pun mulai lebat.

Saking dinginnya, sebagian peserta tidak sanggup melanjutkan gowes dan terpaksa memilih dievakuasi. Sedangkan sebagian lagi terus mengayuh hingga finis di Silangit.

“Sebetulnya cukup berat juga gowes di tengah kepungan kabut tebal dan suhu yang cukup dingin. Tetapi ini adalah pengalaman baru dan menjadi kesempatan langka sehingga dijalani saja. Anggap saja mengayuh di atas awan. Ada kepuasan bisa mencapai finis,” kata Yossy Priyasto Adrianto, pesepeda asal BSD City, Tangerang Selatan.

Panorama Danau Toba tampak dari Bukit Tara Bunga, Balige, Sabtu (15/10/2022). Foto: Dokumentasi Jelajah Bike

Danau Toba di Sumatera Utara memiliki panjang sekitar 100 kilometer dan lebar 30 kilometer dengan kedalaman kurang lebih 580 meter. Letaknya pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Toba termasuk danau yang terbesar di Indonesia, dan danau vulkanik terbesar di dunia. Di tengah Danau Toba ada sebuah pulau besar yakni Samosir.

Kawasan Danau Toba memiliki panorama alam yang indah. Setiap susut wilayah selalu memiliki keindahan yang berbeda. Keunikan ini didukung lagi pemandangan alam dan tradisi budaya masyarakat setempat yang begitu berlimpah.

Sejak puluhan tahun silam, Danau Toba sudah populer di kalangan wisatawan dunia. Akan tetapi, belakangan volume kunjungan wisatawan asing, misalnya, semakin merosot, dan kalah jauh dibanding Labuan Bajo di Pulau Flores. Itu sebabnya, Jelajah Bike terpanggil untuk ikut mempromosikan Danau Toba melalui event perjalanan bersepeda selama dua hari.

Hari pertama dimulai dari Balige menuju Silangit, Geopark Sipinsur, Muara, Air Terjun Janji, lalu menggunakan kapal wisata berlayar ke Nainggolan. Dari sana, bergerak ke Onan Runggu, lalu menyisiri wilayah barat Pulau Samosir, dan berakhir di Tuktuk. Total jarak 119 kilometer dengan ketinggian touring mencapai 1.600 meter di atas permukaan laut.

Sementara perjalanan hari kedua mulai dari Tuktuk menyusuri Pulau Samosir hingga di Pangururan, lalu menuju Tele dengan terlebih dahulu melambung ke kanan di Aer Rangat yang memiliki permandian air panas. Dari Tele kemudian kembali ke Silangit. Total jarak sekitar 148 kilometer dengan ketinggian maksimal pada 2.073 mdpl.

Sebagian peserta Jelajah Toba Samosir berfoto bersama saat menuju Dermaga Muara dalam perjalanan dari Silangit, Sabtu (15/10/2022). Foto: Dokumentasi Jelajah Bike

Dingin dan sejuk

Sebanyak 63 pesepeda mengikuti event touring sepeda bernama Jelajah Bike Toba Samosir ini. Kami bersepeda mulai Sabtu, 15 Oktober 2022 di Hotel Ompu Herti, Balige. Hotel ini berada persis di tepi Danau Toba dengan ketinggian sekitar 930 mdpl.

Tepat pukul 07.13 WIB, kami memulai perjalanan dari atas sadel sepeda. Suhu udara pagi itu sekitar 25 derajat Celcius. Lalu, bergerak ke kiri menuju kawasan Silangit. Rute ini merupakan jalur alternatif, tetapi masih berada di tepi Danau Toba. Kondisi jalan masih berupa perkerasan sehingga sedikit menggangu bagi sepeda balap karena ukuran ban yang tipis. Apalagi sempat melewati tanjakan pendek.

Sejumlah peserta sempat gusar karena baru memulai perjalanan sekitar dua kilomter sudah menghadapi tanjakan ngehek. Beberapa di antara mereka terpaksa menuntun sepedanya sejauh puluhan meter.

Akan tetapi, sekitar satu kilometer di depannya, segala kegusaran seketika berubah menjadi kegembiraan. Satu demi satu keindahan panorama Danau Toba tampak begitu memikat dari perbukitan.

Bukit Tara Bunga di Balige, termasuk salah satu destinasi untuk menikmati keindahan Danau Toba. Peserta Jelajah Toba Samosir menyinggahi lokasi ini pada Sabtu (15/10/2022). Foto: Dokumentasi Jelajah Bike

Di mulai dengan hamparan padang sabana di Puncak Tara Bunga. Dari bukit dengan ketinggian sekitar 1.050 mdpl itu, kita menatap arah ke barat tampak keberadaan bentangan danau biru jauh di bawah sana dengan barisan bukit-bukit kecil yang menjulur ke tengah danau semakin menambah eksotisme panorama alam Toba. Tidak sedikit pohon pinus tumbuh menjulang. Suhu udara pun tetap sejuk dan sedikit dingin.

“Melihat panorama yang indah ini saya selalu membayangkan kita bukan mengayuh sepeda di Indonesia, melainkan di Swiss. Sungguh indah Danau Toba dan sekitarnya,” kata Jacob Soetiono, pesepeda asal Jakarta yang juga seorang eksportir mebel.

Sementara di sisi timur tampak pula hamparan sawah dengan latar belakang Gunung Golok Tolong merupakan satu rangkaian dari gugusan Bukit Barisan yang membentang dari Aceh hingga Lampung. Tidak jauh dari sawah ada pula padang sabana dengan rumput hijau yang tebal. Di tengah padang ada puluhan ekor kerbau.

Noviyanti, pesepeda asal Bandung begitu terpesona dengan pemandangan alam ini. Dia berkali-kali gowes memutari sabana itu seraya meminta suaminya Erik Solicin memortet dan mengambil video. “Panorama Toba ini indah dan unik banget. Sayang kalau dilewatkan tanpa ada dokumentasi. Kita gowes kan untuk mengumpulkan kenangan,” ujar Novy yang mengaku baru pertama kali mengunjungi Danau Toba.

Udara yang agak dingin dan sejuk membuat mengayuh sepeda di kawasan Danau Toba tak kenal lelah. Apalagi tersaji pula panorama alam yang indah. Foto: Dokumentasi Jelajah Bike.

Selepas itu, perjalanan dilanjutkan menuju Silangit. Sesuai namanya, posisi kawasan ini memang cukup tinggi, yakni 1.315 mpdl. Waktu sudah menunjukkan pukul 09.30 WIB, tetapi suhu udara tetap saja dingin dan sejuk. Albertus Pratomo, pesepeda asal Jakarta melukiskan suasana Silangit ini menyerupai Kota Bandung pada tahun 1970-1980-an.

Mulai petang hingga pagi hari, biasanya kabut menutupi wilayah Silangit dengan jarak pandang di bawah 1.000 meter. Itu sebabnya, pesawat baik yang mendarat di maupun terbang dari Bandara Udara Silangit hanya bisa dilakukan selama pukul 08.000-16.00 WIB. Saat ini ada tiga maskapai yang melayani penerbangan dari Jakarta ke Silangit, yakni Citilink, Batik Air dan Air Asia.

Dari Silangit, perjalanan dilanjutkan ke Muara melalui Geopark Sipincur terletak di Kabupaten Humban Hasundutan, masih di tepi Danau Toba. Kawasan ini dikelilingi hutan pinus yang menyajikan pemandangan dengan latar belakang bentangan Danau Toba yang biru nan indah. Suasananya syahdu, sejuk dan sedikit dingin, sebab berada pada ketinggian 1.213 mdpl.

Kawasan Geopark Sipinsur pun sudah tertata rapi dan bersih. Tersedia bangku yang memungkinkan wisatawan dapat menikmati keindahan alam lebih lama. Jalan masuk pun lebar. Tersedia kios-kios kecil yang memungkinan warga setempat menjajakan barang. Ada pula kamar kecil yang bersih. Kehadiran Geopark ini menambah destinasi wisata di wilayah Danau Toba.

Panorama Danau Toba dari Geopark Sipinsur. Lokasi ini juga menjadi salah satu destinasi wisata cukup populer. Para peserta Jelajah Toba Samosir pun menyinggahi Geopark Sipinsur pada Sabtu (15/10/2022). Foto: Dokumentasi Jelajah Bike.

Tertipu menara

Perjalanan kami hari pertama ini berakhir di Tuktuk, Pulau Samosir. Kami memasuki pulau seluas 630 kilometer persegi itu menggunakan kapal wisata dari kawasan air terjun Janji, dekat dermaga Muara di Sumatera, menuju Pelabuhan Naionggolan (Samosir). Lama pelayaran sekitar 45 menit.

Dari Nainggolan ke Tuktuk melalui sisi barat. Mula-mula memauki wilayah Onan Runggu. Setelah mengayuh di jalan datar sekitar 15 kilometer, mulai menghadapi lagi jalan tanjakan yang lumayan panjang. Tanjakan demi tanjakan yang dihadapi seolah bertingkat.
Johannes Harwanto, pesepeda asal Bogor mengaku biasanya kalau mengayuh di jalan tanjakan dirinya selalu berpatokan pada menara telepon seluler. Umumnya menara-menara itu dibangun di lokasi yang tertinggi.

Saat gowes dari Onan Runggu hingga Tuktuk dia enam kali melihat adanya menara. Akan tetapi, setelah melewati menara pertama hingga kelima sempat menghadapi jalan turunan, tetapi hanya ratusan meter setelah itu menanjak lagi. Selepas menara keenam barulah mendapatkan jalan turunan panjang hingga memasuki wilayah Tuktuk. “Baru gowes kali ini saya tertipu dengan menara telepon seluler. Lima kali kena tipu lho. Menjengkelkan banget,” ungkap Hawe, penggilan akrab Johannes Herwanto.

Peserta Jelajah Toba Samosir berfoto bersama di Tuktuk. Kawasan Tuktuk termasuk pusat wisata di Pulau Samosir. Foto: Dokumentasi Jelajah Bike

Menjelang petang, semua peserta Jelajah Toba Samosir masuk finish di Hotel Samosir Villa, Tuktuk. Perjalanan hari pertama menuntaskan jarak 119 kilometer ditambah pelayaran di Danau Toba selama 45 menit. Fitri Barnas, pesepeda asal Jakarta mengaku sangat puas menikmati keindahan alam Danau Toba dari sadel sepeda. “Sungguh menawan Danau Toba. Tak sedikit tanjakannya, tetapi terbayar lunas dengan panorama yang indah dan jalur yang keren. Tidak cukup waktu dua atau tiga hari untuk menjelajahinya,” ujar Fitri yang juga baru pertama kali bersepeda di kawasan Toba.

Jangan lewatkan!

Registrasi Jelajah IKN 2022

4 KOMENTAR

    • Betul banget om. Danau Toba itu sangat indah. Difoto dari sisi mana saja selalu menampilkan keindahan yang berbeda. Peserta Jelajah Toba Samosir pun mengaku belum puas. Minta diulangi lagi tahun depan

  1. Toba is fantastic view…exotic…tidak bisa diungkapkan
    speechless ….perasaan bahagia yang tidak akan pernah terlupakan ..berkawan dengan dinginnya udara tp semua terbayar lunas yang tidak bisa tergantikan oleh siapapun. Love for jelajah bike…siap menantikan tempat² yg fantastik berikutnya…..Salam sehat diatas pedal…

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related articles

Dari Minangkabau, JCS Ingin Mengayuh Jauh

Oleh: JANNES EUDES WAWA Dunia balap sepeda di Indonesia bakal semakin semarak menyusul lahirnya event baru: Jelajah Cycling Series....

JCS Minangkabau, Tanjakan Sitinjau Lauik Dilibas Sekejab

Oleh: JANNES EUDES WAWA Tanjakan Sitinjau Lauik sangat melegenda di Sumatera Barat. Tanjakan sejauh kurang lebih 15 kilometer tersebut...

Mengayuh Di Antara “Camping” dan “Rafting”

Oleh: JANNES EUDES WAWA Pangalengan di wilayah selatan Bandung telah menjelma menjadi surga bagi wisatawan yang ingin menikmati alam...

REGISTRASI SUSUR PANGALENGAN 2023

Mengayuh sepeda kini tidak sekedar olahraga, melainkan telah berkembang menjadi gaya hidup, relaksasi, wadah berkumpul dan bersilaturahim. Itu...