Rela Gowes 150 Km, Demi Pasir Putih PIK 2

tanggal:

Share post:

Kami sedang menikmati pasir putih nan lembut di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Sabtu (15/5/2021). Foto: Dokumentasi Pribadi

Oleh : YUSTINA WARDHANI

Pernakah Anda mendengar tentang pantai berpasir putih di kawasan Pantai Indah Kapuk? Pantai yang viral di media sosial beberapa waktu lalu itu memang sungguh memesona. Pasirnya begitu lembut dengan panorama laut yang menakjubkan ini telah menjadi magnet yang besar bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya.

Setiap hari, ratusan hingga ribuan orang mengunjungi pantai buatan sepanjang empat kilometer itu untuk menikmati sensasinya. Sabtu (15/5/2021), sembilan pesepeda dari Bogor pun tidak mau ketinggalan mendatangi kawasan yang diberi nama White Sand Beach tersebut. Kesembilan pesepeda ini umumnya berdomisili di kawasan perumahan Villa Bogor Indah.

Titik kumpul kami di traffic light Pomad, Bogor Utara. Pukul 05.00 WIB, kami sudah bersiap. Sempat dilakukan briefing singkat dari Ketua Rombongan om Hawe seputar hal-hal teknis dan gambaran potensi hambatan yang bakal dihadapi selama perjalanan. Setelah itu, kami pun langsung gowes.

Kami memilih jalur kendaraan umum, yakni melewati Jalan Raya Bogor menuju Cibinong, Depok, Cimanggis hingga di Pasar Rebo, kemudian berlanjut lagi ke Cililitan, Kramat, Matraman, Monas, Kota, Pluit, lalu tiba di Pantai Indah Kapuk (PIK). Sepanjang perjalanan, seperti di Jalan Raya Bogor kami berpapasan dengan cukup banyak pesepeda. Ada yang gowes mandiri. Ada pula yang rombongan.  Mereka umumnya menggunakan sepeda balap (roadbike). Hanya sebagian kecil yang menggunakan sepeda gunung dan sepeda lipat.

Melewati jalur ini ibarat sengsara membawa nikmat. Bayangkan, jalurnya banyak lampu merah dan macet. Akan tetapi, relatif lurus dan, datar, sehingga nyaman untuk gowes jarak jauh di tengah suhu udara yang panas.

“Saya baru kali ini gowes Bojakbo (Bogor-Jakarta-Bogor) dan rasanya belum menemukan tanjakan selain di jembatan Pasar Rebo. Jalurnya sebenarnya nyaman, hanya panasnya saja yang tidak tahan,” kata Charlie, salah satu peserta.

Sekitar pukul 08.00 WIB tiba di Monas. Kami istirahat sejenak sekaligus mengambil foto bersama di Monumen Nasional yang merupakan salah satu ikon Jakarta dan Indonesia. Maklum, jarang banget orang Bogor rela bersepeda hingga di Monas. Mumpung ada kesempatan baik ini dimanfaatkan untuk memperbanyak kenangan bersepeda.

Berfoto bersama di depan tugu Monas di Jakarta Pusat. Foto: Dokumen Pribadi

Tak lama kemudian, kami melanjutkan gowes. Sekitar pukul 08.45 WIB, kami pun tiba di PIK dan langsung menuju lokasi pantai berpasir putih. Setelah melewati jembatan ketiga kami melihat banyak mobil diminta putar balik oleh petugas. Kami sempat merasa was-was  bakal diperlakukan sama dengan pengendara kendaraan bermotor.

“Saya sempat waswas juga saat petugas meminta semua kendaraan putar balik. Jangan-jangan kawasan pantai sudah ditutup. Ternyata sepeda dan pejalan kaki boleh lewat (tidak dilarang). Syukur banget, akhirnya kesampaian juga mendatangi pasir putih PIK dengan bersepeda dari Bogor,” ujar Hawe, Ketua Rombongan Touring Bojakbo.

Benar saja. Kami pun melewati pos penjagaan dengan nyaman. Niat baik kami benar-benar terwujud. Kami bisa masuk ke kawasan pantai pasir putih yang indah. Momen berharga ini kami abadikan dengan foto bersama,  sebelum masing–masing  menikmati  panorama pantai ini dengan caranya. Ada yang memandang laut di kejauhan, berswafoto, bikeselfie, ataupun sekedar peregangan otot setelah mengayuh sepeda sejauh 75 kilometer (km).

Kawasan terencana

Pantai berpasir putih di PIK 2 ini memang menawan. Keindahannya itu membuat sebagian orang menyamakan dengan panorama Miami Beach di Amerika Serikat. Di pantai ini pengunjung dimanjakan dengan panorama laut yang tenang. Pantai buatan sepanjang 4 kilometer ini berada dalam kawasan elite kota mandiri pertama yang ramah pesepeda dan pejalan kaki, dengan jalur khusus yang saling terintegrasi.

Kawasan ini dibangun dengan total lahan 1000 hektar, dan rencananya akan dilengkapi dengan ratusan fasilitas publik dan sarana transportasi yang lengkap. Untuk akses ke PIK 2, Anda cukup berkendara dari PIK 1 naik ke jembatan, kemudian lurus terus mengikuti jalan dan dua jembatan berikutnya hingga di pos penjagaan. Di sebelah kanan, Anda akan menemukan arah ke pantai pasir putih tersebut.

Berfoto bersama di depan salah satu ikon PIK 2. Foto: Dokumen Pribadi

Kawasan White Sand Beach ini dibuka untuk umum setiap hari mulai pukul 15.00 sampai dengan pukul 19.00 WIB. Saat akhir pekan atau hari libur, dibuka sejak pagi. Biasanya di pagi hari kawasan ini dipenuhi para pejalan kaki dan pesepeda yang ingin menikmati keindahan pantai yang lembut tersebut.

Kota mandiri ini dilengkapi dengan area bisnis. Beberapa perguruan tinggi ternama juga mulai beroperasi. Ada pula rumah sakit berskala internasional, waterpark, pier point untuk dermaga, serta stadium. Ada juga kawasan Budha Tzu Chi yang megah, China Town, pusat kuliner serta kawasan jogging  dan jalur sepeda. Keindahan ini menjadi magnet baru yang dan semakin diminati pengunjung. Setiap hari ada ratusan bahkan ribuan pengunjung yang berkunjung ke PIK 2.

Dalam kawasan PIK 2 juga ada pusat penjualan sepeda yang berada di area Riverwalk, tepatnya sebelah kanan jalan setelah melewati jembatan Golf Island. Area ini didominasi oleh tiga bangunan utama yakni Build A Bike, ATR Cycling, dan Pacific Bike – beberapa nama toko sepeda yang tak asing lagi bagi pesepeda maupun masyarakat awam. Ketiganya menyuguhi berbagai merk sepeda, spare part dan pelengkap lain.

Beranjak dari pusat penjualan sepeda, kami menuju China Town dan pusat kuliner. Maklum, gowes dari Bogor telah menguras banyak tenaga dan perlu segera diisi. Kami pun menikmati sajian makan di pusat kuliner. Beragam pilihan makanan tersedia seperti aneka mie termasuk mie bebek, nasi campur, pempek, dan berbagai pilihan Chinese food lainnya. Menunya nikmat dan cukup memuaskan lapar kami, dengan harga relatif terjangkau.

Setelah cukup beristirahat dan menikmati kuliner di PIK, rasa enggan untuk kembali mengayuh pedal pulang ke Bogor mulai menghampiri. Sempat terbersit keinginan untuk loading mengingat cuaca yang panas sekali dan mempertimbangkan kemacetan jalan yang akan dilalui. Namun  semangat untuk menyelesaikan gowes jarak jauh ini tidak luntur juga. Kami pun bertekad menuntaskan piknik hari itu dengan tetap mengayuh pedal.

Tidak tergoda

Perut kenyang, cuaca panas dan lalu lintas yang padat membuat kayuhan terasa berat. Perjalanan di tengah terik matahari pukul 13.00 WIB itu sungguh menjadi satu tantangan luar biasa. Jalur PIK menuju Matraman terasa paling panas dibanding semua jalur yang kami lalui. Sempat berteduh dan istirahat di Cawang. Setelah itu, melanjutkan gowes lagi.

Cuaca sepanjang jalur Cililitan menuju Bogor lebih bersahabat, namun demikian tantangan lain muncul. Hampir setiap perhentian lampu lalu lintas, terjadi kemacetan panjang. Berbagai cara kami tempuh untuk dapat menembus kemacetan. Bermanuver dengan kendaraan yang lebih besar hingga motor yang membludak, hingga TTB alias tuntun bike di sepanjang pedestrian dan pembatas jalan. Tanpa mengabaikan keselamatan diri dan orang lain, kami berusaha menembus kemacetan dengan mencari celah untuk tetap bergerak.

Penulis sedang berada di garis perbatasan wilayah DKI Jakarta dan Provinsi Banten. Lokasi ini menjadi salah satu ikon PIK 2. Foto: Dokumen Pribadi

Di akhir pekan, kemacetan menjadi menu lalu lintas Jakarta menuju Bogor dan sebaliknya. Terlebih di waktu libur Lebaran kali ini.  Kemacetan terjadi di semua jalur lalu lintas, baik tol, arteri maupun jalan alternative. Ibarat orang sakit, penyakit satu ini tidak ada obatnya.

Menjelang perbatasan Depok menuju Cibinong, kami sempatkan berhenti sejenak untuk melepas penat dan menikmati es kelapa muda. Sekitar pukul 16.00 WIB, kami memasuki wilayah Kota Bogor. Semangat mengayuh pedal makin tinggi, membayangkan segera tiba di rumah.

Panas dan macet terbayar lunas saat semua tiba dengan selamat dan penuh sukacita. Total jarak yang di tempuh sejauh 149,57km, dan membakar sekitar 2,137 kalori. Gowes jarak jauh kali ini sungguh menyenangkan dan amat berkesan, memberi pengalaman berharga.

Yustina Wardhani
Pegiat Sepeda

Editor: Jannes Eudes Wawa

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related articles

Resmi Internet Site Sinden Pin Up Turkey Online On Line Casino Uygulamasını ️ Indiri

Resmi Internet Site Sinden Pin Up Turkey Online On Line Casino Uygulamasını ️ IndirinPinup Bet Türkiye'deki Bahis Ve...

Jelajah Toba Samosir (2), Berbahagia Bersama Om Octo

Oleh: JANNES EUDES WAWA Minggu (29/10/2023) dinihari, kawasan Pangururan, Pulau Samosir dan sekitarnya diguyur hujan lebat. Menjelang pagi, volumenya...

Jelajah Toba Samosir (1), Nikmati Gowes dan Mandi Hujan

Oleh: JANNES EUDES WAWA Berada di wilayah Danau Toba, Sumatera Utara, pada penghujung Oktober 2023 lalu seolah sedang di...

JCS Surakarta, Berat dan Menantang

Oleh: JANNES EUDES WAWA Comoro Kandang di kaki Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, menjelang petang, suhu mulai dingin....